IQNA

Bagaimana Spiritualitas Dapat Mencegah Bunuh Diri

7:58 - September 20, 2022
Berita ID: 3477340
TEHERAN (IQNA) - Dalam penelitian tim pengobatan spiritual, telah disimpulkan bahwa ada dua komponen yang meningkatkan keinginan untuk bunuh diri pada diri manusia hingga lebih dari 90%, dan kedua komponen ini muncul karena kurangnya spiritualitas.

Masoud Janbozorgi, anggota dewan ilmiah penelitian hauzah dan universitas serta pencipta pendekatan pengobatan spiritual ilahi, telah menyatakan penyebab keinginan untuk bunuh diri dan cara untuk mencegahnya dengan memperhatikan spiritualitas, yang dapat Anda baca di bawah ini:

Dalam penelitian tim pengobatan spiritual, kami sampai pada kesimpulan bahwa dua komponen yang meningkatkan keinginan untuk bunuh diri pada diri manusia lebih dari 90% disebabkan oleh kurangnya spiritualitas. Setiap orang memiliki lapisan psikologis yang sangat kuat, jika rusak maka definisi orang tersebut tentang dirinya akan hilang dan keterikatannya akan menjadi tidak berarti, tetapi jika wadah makna seseorang penuh dengan iman cinta, maka tidak dapat pecah, sekarang pertanyaannya di sini, cinta itu harus ke siapa sehingga wadah makna tidah pecah?

Satu-satunya hal yang dapat mengisi wadah ini dan tidak pernah pecah adalah Tuhan, mengapa? Karena segala sesuatu, baik material atau bahkan spiritual, selain Tuhan, yang ditempatkan dalam wadah ini, dapat rusak dan pecah, tetapi wadah makna manusia tidak dapat diubah dan tidak dapat dipecahkan dengan keberadaan Tuhan serta tidak melepaskan-Nya akibat pukulan berturut-turut. Jika Tuhan menngambil satu nikmat, Dia mengembalikan ratusan nikmat lainnya kepada manusia, dan kita harus percaya akan kehadiran-Nya di sisi kita untuk memahaminya.

Menunggu dan berharap kepada Allah dan bahwa Dia tidak menciptakan manusia dengan sia-sia dan tidak meninggalkannya sendirian, dan jika satu pintu tertutup, Dia membuka jalan lain untuknya, menghilangkan perasaan terbebani dan ketergantungan, dan kemungkinan bunuh diri berkurang menjadi nol. Bahkan, wadah maknanya tidak pernah rusak.

Ketika subjek ketergantungan manusia berubah arah dari individu ke Tuhan, makna ketergantungan mereka menjadi sangat jelas dan orang itu melihat dirinya sendiri tanpa membutuhkan ketergantungan yang membuat frustrasi itu, dan dengan demikian, arti sebenarnya dari ketergantungan-ketergantungan duniawi juga diketahui dan jelas serta dipandang sebagai nikmat-nikmat yang bisa diubah menjadi modal abadi. (HRY)

captcha