Blossom dan Penyediaan Layanan Pembiayaan Syariah dari San Francisco hingga Jakarta
Menurut IQNA, Blossom didirikan pada tahun 2014 oleh Matthew Martin, sebuah ahli startup di daerah Silicon Valley, San Francisco. Matthew Martin adalah salah satu pelopor penggunaan teknologi keuangan untuk urusan keuangan yang bertanggung jawab dan etis di Amerika Serikat. Latar belakang Matthew meliputi teknik dan manajemen produk dalam kartu kredit, pengiriman uang, mobile banking, startup teknologi internasional Xoom, Boku dan Monitise.
Selain itu, Martin telah memberi saran kepada para startup teknologi tentang berbagai topik, termasuk blockchain, teknologi pembayaran, manajemen produk, dan keuangan syariah.
Pada tahun 2013, Martin meluncurkan bisnis mata uang digital pertamanya, memungkinkan untuk membeli bitcoin secara instan dari 27 negara hanya dengan menggunakan ponsel. Selain bahasa Inggris sebagai bahasa ibunya, pengusaha berbicara bahasa Indonesia, Persia dan Perancis pada tingkat menengah. Martin masuk Islam pada tahun 2010 dan tinggal bersama istri dan putranya di Jakarta, Indonesia.
Karena minatnya di bidang keuangan, Martin mendirikan Blossom, yang bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan dan pervasif keuangan mikro syariah. Untuk mencapai tujuan ini, Blossom menggunakan kemitraan bisnis dengan pelanggan dan berbagai model bagi hasil seperti kemitraan dan Mudharabah.
Dalam Mudharabah, keuntungan dibagi antara investor dan pengusaha, dan investor Blossom menghasilkan uang dengan mengumpulkan bagian dari keuntungan bisnis yang investasinya telah membantu mereka tumbuh dan berkembang. Menurut hukum Islam, investasi ini tidak boleh dilakukan di area yang dilarang oleh Islam, seperti alkohol, senjata, babi, dan perjudian.
Blossom pindah dari Amerika Serikat ke Indonesia pada tahun 2015, dan telah membantu mengentaskan kemiskinan di Indonesia dengan berinvestasi dan menciptakan lapangan kerja di berbagai pelosok negeri.(hry)
